02/11/09

Kupu-kupu Tak Bersayap

Oleh : Desy Eva


Malam yang panjang di bawah pohon rindang, Juwita memandang langit yang bertaburan bintang. Diam, termenung dan sendiri... "Sunyi sekali malam ini," desah Juwita seraya menghela nafas panjang.. Aku mendengar seperti berat beban yang menghimpit dadanya.

Juwita, sang primadona kota.. Cantik, supel dan pintar.. Rasanya aku tidak akan mampu menemukan kekurangan dalam dirinya. Begitu elok dipandang saat berada di bawah sinar bulan, seperti saat ini..
Seandainya aku laki-laki, mungkin aku akan jatuh cinta padanya. Sama seperti laki-laki kebanyakan saat ini, yang aku tahu begitu banyak laki-laki memuja, mengejar dan mengharapkan cinta sang Juwita.

Kalau dipikir, Juwita akan begitu mudahnya menentukan satu dari sekian laki-laki yang mencintainya tapi mengapa Juwita masih sendiri. Ada apa dengan dirinya. Banyak pertanyaan berkecamuk dalam pikiranku.
Setelah 15 tahun aku berteman dengannya, sekarang aku menyadari bahwa aku tidak mengenal banyak tentang Juwita. Aku merasa bersalah, bagaimana mungkin aku sampai tidak tahu apa yang sedang Juwita alami. Ku tengok Juwita yang berada di sampingku..masih seperti tadi. Diam dan tidak berkedip memandang sinar bulan purnama..mungkin saat ini Juwita sedang berada di bulan? Atau mungkin Juwita sedang bercakap-cakap dengan bulan? Ah..hanya Juwita yang tahu apa yang dipikirkannya.Tiba-tiba Juwita terpekik kecil sambil menepuk bahuku...

    "Lihat, ada kupu-kupu melintas di bulan..!" kata Juwita.

Setengah terkejut aku mendongak melihat bulan yang jauh di atas sana.. Ya, aku melihat kupu-kupu.. Tapi tidak di bulan, kupu-kupu itu melintas di bawah sinar bulan hingga seolah-olah berada di bulan..
Aku tersenyum kecil..

    "Ya, ada kupu-kupu di bulan," jawabku untuk menyenangkan sahabatku terkasih.

    "Cantik ya kupu-kupunya..." ujar Juwita sambil menatapku sendu

    "Iya cantik, seperti kamu.." jawabku ringan.
Mendengar jawabanku, tiba-tiba Juwita terdiam seperti memikirkan sesuatu...
    "Rei..?" panggil Juwita.
    "Ya.." kataku
    "Kamu tahu ga Rei..aku ini adalah kupu-kupu, sama seperti kupu-kupu yang terbang tadi," kata Juwita
    "Oh ya..bagaiman bisa?" tanyaku
Haaaaaa...Juwita menghela nafas panjang..

    "Aku kupu-kupu..tapi bukan karena aku yang mau.Aku menjadi kupu-kupu karna hidupku ini singkat.     Kamu pernah memperhatikan kupu-kupu gak..? Coba lihat..dia begitu mungil.. rapuh dengan tubuhnya..
cantik dengan sayapnya..tapi dia tidak lama menjalani hidupnya. Padahal dia begitu lama menanti untuk menjadi seekor kupu-kupu yang cantik.." ujar Juwita padaku..

    "Rei..," panggil Juwita
    "Ya..," jawabku
    "Aku..." lanjut Juwita.

******

Aku, Juwita Puspitasari. Kata teman-teman, aku memiliki wajah yang cantik, kulit putih dan tinggi di atas rata-rata normal. Aku berasal dari sebuah kota kecil di di pinggir Jawa Tengah, Cilacap. Aku tumbuh didalam keluarga normal. Aku bukan produk broken home, keluargaku utuh, walaupun dulu sempat terjadi kekacauan dalam keluargaku. SD kutamatkan dengan mulus, nilai rata-rata 7. SMP kulalui tanpa halangan dan aku termasuk siswi yang berprestasi. Saat aku SMA, akupun termasuk siswi yang pintar walaupun tidak masuk rangking 10 besar. Temanku banyak karena aku termasuk supel, aku tidak pernah memilih dalam berteman. Tapi sampai aku lulus SMA, aku tidak pernah berpacaran seperti layaknya teman-temanku. Bagiku, pacaran itu urusan sepele, nanti saja memikirkannya.

Kota Jakarta...

Setelah itu aku hijrah ke kota Metropolitan, Jakarta. Aku kuliah di perguruan tinggi swasta di daerah Jakarta Selatan. Kehidupanku di kampus biasa-biasa saja.. Kuliah, bergaul dan berkegiatan. Sampai akhirnya aku bertemu dengan Dia. Laki-laki itu bukan teman kuliahku. Aku bertemu dia waktu aku mengikuti workshop.

    Hmmm....berperawakan kecil, lincah, memiliki mata yang mampu menembus jantung wanita..dan wajahnya lumayan meski tidak termasuk kategori ganteng. Dia adalah Sony, cinta pertamaku.
Sejak workshop itulah aku mulai dekat dengannya.. Sampai akhirnya aku dan dia terlibat dalam satu proyek nirlaba. Hari ku semakin indah berada didekatnya..

    "Rei...kamu tahu ga? Aku sebetulnya tahu, Sony itu tipe pemikat wanita..tapi kenapa perasaanku waktu itu tidak berubah ya...?"

    "Bahkan waktu aku mendengar, dia sudah punya kekasihpun perasaanku ini tidak berubah..!!"

Waktu itu...
Aku begitu memujanya Rei..
Rei...berbulan-bulan aku dekat dengannya bahkan mungkin dia lebih dekat denganku dari pada kekasihnya itu. Tanpa aku sadar, aku masuk dalam kehidupannya, pergaulannya bahkan sampai keluarganya.
Tapi Rei...tetap saja aku ini bukan pacarnya. Padahal aku adalah perempuan pertama yang ada disampingnya dalam segala hal kehidupannya.

Rei...
Dadaku sesak..
Cintaku ini tidak mengenal batas...
Statusku adalah teman baginya...
Hariku habis untuk dia...
Pikiranku hanya tertuju padanya..
Tubuhku ini milik dia seutuhnya...

Rei...
2 tahun aku menjalani kehidupanku bersamanya. Kesedihanku ini tak terhapuskan.
Kamu tahu Rei...
Mata ini rela melihat dia berjalan dengan perempuan lain...
Telinga ini sudi mendengar dia memperkenalkan pacar-pacarnya...
Bibir ini diam tidak berteriak memprotes dia...
Tangan ini selalu siap terulur untuk dia...
Dadaku masih menjadi tempat bersandarnya...
Rei...
2 tahun aku bersamanya tanpa pernah sekalipun aku mendengar "Juwita, aku sayang padamu..."
2 tahun tubuhku ini berselimutkan tubuhnya, menemani malam-malamnya tanpa pernah sekalipun aku mendengar...."Juwita, aku mencintaimu..."
2 tahun aku bahagia disampingnya tapi 2 tahun juga hatiku menangis mengharapkannya...

Rei...
Sayap indahku robek..

*****
Kota Yogyakarta...
1 tahun kemudian, aku bekerja di kota ini..

Tenang dan menenangkan hati. Disini aku belajar melupakan dia. Banyak hari ku lewati tanpa memejamkan mata. Banyak waktu ku lalui tanpa mengeringkan airmata...
Rei, disini aku lah aku menjadi seekor kupu-kupu...
Disini, aku bermetamorfosa... Bersembunyi sampai aku ber reinkarnasi kembali...

    "Aku menjadi kupu-kupu Rei...!!!"
    "Sayapku indah...siap mengepak menjalani hidup baru ku.."

Aku tidak memikirkan hal-hal lain. Hidupku hanya kerja...kerja...dan kerja...
Aku menikmatinya... Sayapku membawa aku terbang kesegala penjuru kota.
Sayapku indah Rei..tapi aku tidak pernah mengijinkan siapapun menyentuh sayapku. Aku tidak mau sayapku rusak. Jika sayapku rusak, aku tidak akan bisa terbang lagi...

Tapi ternyata....

Deg....!!! Jantungku berdegup kencang seperti lontaran bola meriam. Dia.....
Sony...berdiri 100 meter didepanku, di Malioboro. Oh Tuhan..bagaimana mungkin dunia ini sempit. Ternyata dia pindah kerja di kota ini. Segala do'a aku ucapkan pada Tuhan memohon jangan biarkan hal ini terjadi..

    "Rei..."
    "Aku terjerembab dalam lubang yang sama...Oh God, mengapa Kau lakukan ini padaku.."

Rei....ternyata..
Cinta tetaplah cinta..
Sayang tetaplah sayang..
Berulang kali mengingkari, perasaan itu tidak akan pernah pergi...
Cinta tidak bisa di minta...
Sayang tidak bisa di buat...
Semakin keras aku mencoba mengilangkan rasa ini, semakin keras jantung ini memujanya...

Rei...disini...
Hariku masih untuknya... Duniaku masih berisi dia... Aku mencintainya Rei...
Tapi...situasiku masih seperti yang dulu... Dan tanpa terasa 3 tahun sudah aku di Yogyakarta.

Rei...
Melihat berjalan dengan kekasihnya, tidak membuatku berhenti mencintainya...
Mendengar dia merayu kekasihnya, tidak membuat aku berhenti menyayanginya...
Sebab...
Malam hari setelah dia melewati siang harinya, dia adalah milikku..
Banyak malam bersimbah peluh bersamanya...
Gelapnya malam meleburkan hatinya untukku...
Tapi Rei...
3 tahun hatiku menyertainya, tidak juga mendengar kata sayang darinya...
3 tahun tubuhku melayaninya, tidak juga aku mendengar kata cinta darinya...
3 tahun kebahagiaanku datang kembali tapi 3 tahun juga airmataku tak berhenti mengalir..

    "Rei...,"
    "Sayapku rusak...!!!!"
    "Dia meninggalkan aku, mempersunting kupu-kupu lain yang lebih cantik adari aku.. Rei, dia merobek sayapku..!!"
    "Ya Allah, seberapa besar salah rasa cintaku ini, mengapa Engkau menghukum aku seperti ini..."
    "Mengapa Kau berikan rasa cinta ini jika justru Engkau juga yang mempertemukan dia dengan perempuan itu. Aku mohon...cabut rasa cinta dari hatiku ini, Ya Allah..."


*****

Kota Surabaya...

Kota metropolis kedua  ini mampu menyembunyikan aku dari kesedihan hati. Disini, aku menghabiskan waktu untuk menata hati. Aku tidak perduli lagi dengan dunia, hatiku hancur karenanya..
Kini, aku belajar lagi menjadi kepompong... Berharap menjadi kupu-kupu bersayapkan baja, yang tak akan robek karena cinta...

Sayapku ternyata indah.. Lebih indah dari sayapku sebelumnya. Aku percaya diri.. aku tangguh...
Kepakkan sayapku mampu menarik laki-laki manapun... Banyak laki-laki mengejarku..
Dan aku berikan sayap indahku pada mereka, tapi jika ada yang berusaha memiliki sayap indahku ini...dengan segera aku meninggalkannya. mereka meratap memohon... Mereka merintih meminta...
Tapi aku adalah kupu-kupu... Indah dipandang tapi mati jika dimiliki..

Aku hidup...

Tapi ternyata aku tidak hidup seperti yang aku pikir. Dia datang. Dia ada di ruangan kantorku, siang itu, tanpa permisi, meruntuhkan mahkota mandiriku.. Entah bagaimana caranya, dia bisa menemukan aku. Padahal sejak aku meninggalkan Yogyakarta, aku tidak pernah berhubungan dengan siapapun, baik itu teman-temanku. Hanya keluargaku yang tahu dimana aku bersembunyi..

Rei...tidak tahu bagaimana cara dia melakukan ini, tapi nyatanya aku kembali lagi padanya. Menjalani hubungan tanpa status walaupun aku tahu dia sudah memiliki istri, seekor kupu-kupu yang cantik.
Aku jatuh lagi Rei...jatuh dalam pelukannya..jatuh dalam lobang yang sama lagi..
Aku mungkin perempuan yang paling bodoh didunia. Melakukan kesalahan yang sama. Mencintai orang yang sama.

Disini Rei...surabaya..

Menjadi saksi kedekatan kami. Aku bahkan tidak tahu, apakah aku yang gila atau dia..? Aku makin merangsek dalam kehidupannya, bahkan rumah tangganya. Oh Rei...aku berteman dengan kupu-kupu cantik milik Sony itu. Aku malu Rei..ternyata dia begitu baik dan santun., tidak pernah memandang miris padaku.
Aku gila Rei...aku masih mencintai dia...

Aku tidak tahu apakah dia menyadari, tindakan ini diketahui kupu-kupu cantik itu atau tidak?
Aku tidak tahu kenapa dia masih mendekatiku, memilikiku walaupun tidak setiap hari seperti dulu..

Aku gila...

Beberapa malam dalam seminggu, dia milikku sepenuhnya...aku bersahabat dengan kupu-kupu cantik itu.

Aku gila...

Menghabiskan malam bermadu kasih dengan dia sedangkan kupu-kupu cantik itu menunggunya dirumah.
Tapi...aku tidak akan membiarkan dia berkeliaran diluar tanpa pulang kerumah. Aku menjadi orang pertama yang marah dengan dia jika dia berantem dengan kupu-kupu cantik itu. Aku akan murka jika dia meninggalkan malam tanpa pulang pada kupu-kupu cantik itu.

Aku selalu ada untuk kupu-kupu cantik itu...
Aku mendengarkan cerita hati kupu-kupu cantik itu...

Rei...
Aku ini kupu-kupu yang paling bodoh didunia. Aku menangis sejadi-jadinya saat aku mendapati kupu-kupu cantik itu tergolek di ruang ICU.. Kupu-kupu cantik itu begitu rapuh...begitu mungil...

Kupu-kupu cantik itu menunggu ajal menjemput... Aku tidak terima... aku marah semarah-marahnya pada diri sendiri... Oh Tuhan, apakah mungkin aku yang menyebabkan kupu-kupu ini terbaring tak berdaya...
Apakah aku yang membuat dia menderita seperti ini...
Apakah perbuatanku ini yang mengantarkannya ke ujung kematian...

Rei...malam itu begitu dingin. Aku, Sony dan keluarga mereka berkumpul di ruang ICU itu..
Mungkin malam ini adalah waktu bagi kupu-kupu cantik itu pergi, seperti prediksi dokter.

Rei...
Jantungku seperti berhenti berdetak saat kupu-kupu cantik itu memanggil namaku dan dia minta aku memeluknya... Tangan itu begitu pucat... Wajah itu begitu dingin menyentuh pipiku...bibir mungil itu berbisik di telingaku...

    "Juwita, kupu-kupu yang indah...aku kembalikan kekasihku kepadamu. Terima kasih engkau sudah ikhlas meminjamkannya padaku...."ucap kupu-kupu cantik itu lirih..

  "Kupu-kupu ku sayang...," lanjut kupu-kupu cantik itu.. "jaga kekasih kita, aku titipkan cintaku ini kepadamu.. Berjanjilah engkau akan membuat dia tidak nakal lagi. Berjanjilah kupu-kupu terkasih...."

Mendengar bisikan kupu-kupu cantik itu air mataku mengalir deras, sekuat tenaga aku menahan isak...
Aku tidak mampu berkata apa-apa..hanya mampu memeluk erat kupu-kupu cantikku ini.

    "Juwita, berjanjilah... Jangan buat aku menunggu begitu lama.." tegas kupu-kupu cantik itu.

Kutatap wajah tirus itu, ku  cium dengan lembut keningnya, pipinya... Dia tersenyum padaku..

   "Ya.. aku akan menjaga dia untukmu. Aku janji dia tidak akan nakal lagi..."jawabku dengan lirih.

Kupu-kupu cantik itu tersenyum kecil...lalu memanggil kekasih kami.
Kupu-kupu cantik itu pergi dalam pelukan cinta sejatinya dan tangannya masih menggenggam tanganku.

Rei...
3 tahun aku menjadi selimutnya..dan 3 tahun pula aku menyakiti kupu-kupu cantik itu..
3 tahun aku menjadi dunianya...dan 3 tahun juga aku mengkhianati kupu-kupu cantik itu..

Rei...
Sayapku robek... Sayapku rusak...


 *****

Dibawah sinar bulan purnama ini air mataku menangis mendengar cerita Juwita sang primadona..
Ternyata selama ini Juwita memendam perasaan  yang begitu dalam tentang cintanya. Bertahun-tahun dia bergelut untuk melupakan cintanya yang ternyata selalu datang dan pergi...
Aku tidak tahu siapa yang salah...
Apakah cinta Juwita ini cinta terlarang...?
Apakah justru Juwita selama ini menemukan cinta sejatinya...?
Jika iya, mengapa mereka tidak bersatu. Ataukan ini hanya bagian dari cobaan untuk menguji cinta Juwita...?
Apakah setelah ini Juwita akan benar-benar memiliki cinta sejatinya, seutuhnya....?
Ah.....Aku tidak tahu... Hanya Tuhan yang tahu segalanya...

    "Rei..." panggil Juwita
    "Ya..." jawabku singkat
    "Sekarang aku bukan kupu-kupu lagi..." ujar Juwita lirih
    "Mengapa...? kamu masih tetap kupu-kupu yang elok..." kataku
    "Ya.. aku memang kupu-kupu....tapi sayapku robek dan rusak. Aku tidak mau jadi kepompong lagi. Aku tidak mau menunggu ber reinkarnasi lagi. Aku memang kupu-kupu Rei...." Juwita berhenti bicara dan menghela nafas panjang....
    "Aku kupu-kupu tak bersayap... sebab cintaku mematahkan sayapku. Cintaku memenggal sayapku.."


*** The End ***














Comments :

0 komentar to “Kupu-kupu Tak Bersayap”


Posting Komentar

Silahkan berkomentar..